Lokasi Anda saat ini adalah:Catur Sentosa Adiprana > Lifestyle
Mbah Dirjo Tuntaskan Masalah Sampah dari Hulu ke Hilir
Catur Sentosa Adiprana2024-09-12 10:04:05【Lifestyle】9rakyat jam tangan
Perkenalanjoker678Menyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Umbulharjo – Tercatat sudah ada 16.000 biopori di Kota Yogyakarta yang mampu mengurangi jumlah sampa sukses 303
Umbulharjo – Tercatat sudah ada 16.000 biopori di Kota Yogyakarta yang mampu mengurangi jumlah sampah organik hingga 50 ton per hari.
Hal itu dikatakan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo,sukses 303 pada Senin (14/8) di Ruang Yudistira Balaikota. Pihaknya mengatakan, 16.000 biopori tersebut merupakan hasil dari program Mbah Dirjo atau Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja.
“Mbah Dirjo merupakan upaya kita bersama untuk mengelola sampah organik dari hulu melalui pemanfaatan biopori, dengan melibatkan forum bank sampah, warga Kota Yogyakarta, juga Perangkat Daerah,” terangnya.
Penanganan sampah harus dimulai dari hulu yaitu rumah tangga, jelas Singgih. Dimulai dari pemilahan juga terus meningkatkan kesadaran dan mengajak setiap warga, untuk mengolahnya bergerak bersama bank sampah dan pemerintah.
“Dari hulu sampah organik diolah dengan memanfaatkan lubang biopori, sementara sampah anorganik dikelola bank sampah di masing-masing wilayah. Jadi kalau dihitung dari produksi sampah 200 ton per hari 25 persennya bisa ditekan melalui Mbah Dirjo,” jelasnya.
Sementara untuk penanganan sampah di hilir, lanjut Singgih, TPA Piyungan membuka kuota 100 ton untuk Kota Yogyakarta. Dengan harapan ada peningkatan sembari dilakukan revitalisasi, kemudian 15 ton ke Kulon Progo.
“Selain TPA Piyungan dan di Kulon Progo, TPS 3R Nitikan terus dioptimalkan kapasitasnya untuk mengolah sampah organik dan anorganik antara 10 hingga 15 ton per harinya. Jadi bisa dikatakan penanganan sampah di Kota Yogyakarta hingga saat ini masih terkendali,” katanya.
Singgih juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di pinggir jalan, karena sejauh ini masih didapati sampah berserakan di jalan.
“Beberapa depo sampah sudah mulai dibuka, para penggerobak juga sudah kembali aktif sejak dua minggu yang lalu, sekitar 14 depo. Jadi kepada masyarakat mohon untuk membuang sampah khusus residu di depo terdekat sesuai jam operasionalnya. Jadi tidak ada alasan lagi untuk membuang sampah di jalan," imbuhnya.
Apalagi sampai membakar sampah, ini dilarang, bisa menyebabkan kebakaran, juga membahayakan kesehatan dan pencemaran lingkungan, tegasnya. (Jul)
Besar!(793)
Artikel sebelumnya: Sicakra Atasi Kebakaran Cepat di Perkampungan Kota Yogya
Artikel selanjutnya: Pemkot Yogya-PHRI Sidak Penerapan Prokes Usaha Jasa Perhotelan
Berita terkait
- Pemkot Selesaikan Vaksinasi PMK Tahap I
- Ratusan Pelajar SD/SMP Bersaing di Ajang O2SN Tingkat Yogya
- Drive Thru Cetak Ulang KTP el di Kemantren Layani Ratusan Pemohon
- Pemkot Yogya Terima Dua Ton Beras Program SPHP
- Pemberian Remisi Jadikan Warga Binaan Agar Bermanfaat
- Ingatkan Masyarakat Ikut Memantau Jam Malam Anak
- Tahun 2023 Pemkot Targetkan 616 RW di Kota Jogja Miliki Bank Sampah
- Pemkot Yogya Antisipasi Pelanggaran Reklame Jelang Pemilu
- Tingkatkan Kualitas Layanan, Puskesmas di Kota Yogya Targetkan Akreditasi Paripurna
- Hari Kunjung Perpustakaan Berikan Apresiasi Kepada Pemustaka Terlama
Berita hangat
Rekomendasi berita
Tahap Awal Zero Sampah Anorganik Perkuat Perubahan Perilaku
Pemkab Tanah Bumbu Studi Komparasi Pengawasan P3DN di Kota Yogyakarta
Baznas Kota Yogya Bantu Dana Pendidikan Panti Asuhan
Satpol PP Kota Yogya Amankan 30 Warga Buang Sampah Sembarangan
Pengambilan Sumpah 348 CPNS Pemkot Yogya Melalui Teleconference
Biopori Berbasis Rumah Tangga, Strategi Kota Jogja Kelola Sampah Organik
Perda Pajak Daerah Kota Yogya Perlu Disempurnakan
TMMD Tahap III Resmi Dibuka Sasar Kemantren Jetis