Lokasi Anda saat ini adalah:Catur Sentosa Adiprana > News
Aplikasi PPGB Pantau Gizi Balita Percepat Penanganan Stunting di Kota Yogya
Catur Sentosa Adiprana2024-09-12 11:26:30【News】5rakyat jam tangan
Perkenalandata keluaran sydney 2023Menyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,MANTRIJERON - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogy scatter 78
MANTRIJERON - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani serta stakeholder terkait,scatter 78 secara resmi melaunching aplikasi Pemantauan Permasalahan Gizi Balita (PPGB) Senin (15/7), di Burza Hotel Yogyakarta.
Dimana aplikasi PPGB ini bagian dari program Pemantauan Terpadu Permasalahan Gizi Balita (PANDU SAGITA) dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kota Yogyakarta, tingkat Kemantren, tingkat Kelurahan serta masyarakat. Aplikasi tersebut bisa dilihat melalui Jogja Smart Service (JSS).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahma Aryani mengatakan, aplikasi PPGB merupakan program yang digunakan untuk menampilkan data anak-anak usia dibawah 2 tahun (baduta) dan balita yang bermasalah gizi.
Selain itu, PPGB ini dapat digunakan untuk melihat masalah gizi per tahunnya dengan statistik masalah gizi per Kemantren dan Kelurahan. Tak hanya itu, aplikasi PPGB ini juga dapat melihat statistik sasaran yang diukur, ditimbang dan diukur, serta ditimbang.
Dengan adanya pemantauan terpadu ini, diharapkan permasalahan gizi pada balita dapat diidentifikasi secara dini dan ditangani dengan cepat dan tepat.
“Diharapkan aplikasi PPGB ini dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam upaya pemantauan dan penanganan masalah gizi balita khususnya di Kota Yogyakarta,”jelas Emma saat sambutan.
Emma menambahkan, menurut prevalensi stunting hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 secara nasional masih di angka 21,5 persen. Sehingga angka tersebut masih belum memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2020-2024. Harapannya, target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun sebesar 14 persen.
Sementara itu, dari hasil Data Pemantauan Status Gizi melalui Capaian Intervensi Serentak, per 30 Juni 2024 di Kota Yogyakarta nilai prevalensinya ada di angka 10,6 persen. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan prevalensi tahun 2023 yaitu di angka 11,8 persen.
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, yang ditandai dengan tinggi badan yang berada di bawah standar untuk usia mereka. Kondisi ini memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan,”ungkapnya.
Ia berharap, dengan memenuhi gizi pada masa pertumbuhan awal dapat menanggulangi adanya stunting pada balita. Sehingga dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak hingga dewasa.
Saat ditemui usai melaunching aplikasi PPGB, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengapresiasi dan mendukung penuh aplikasi PPGB yang merupakan bagian dari program PANDU SAGITA khususnya sebagai upaya penurunan stunting di Kota Yogyakarta.
Selain itu, harapannya pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah ini dapat mengkondisikan kesehatan mulai dari ibu mengandung hingga umur balita 5 tahun. “Pelayanan kesehatan balita baik dari kandungan hingga lahir harus dilakukan secara masif. Pemerintah bersama masyarakat bisa memaksimalkan aplikasi PPGB ini,”ujarnya.
Dengan aplikasi PPGB, penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan sebelumnya memakan waktu dan tenaga dan akurasi yg dipertanyakan. Maka kini dapat memberikan pelayanan di masyarakat secara cepat, tepat, dan akurat.
Sugeng menambahkan, saat ini angka stunting memang belum sesuai dengan yang diharapkan Nasional. Namun angka stunting di Kota Yogyakarta ini sangat kecil dibandingkan kota lainnya yang berada di angka 2,6 persen.
“Harapannya, dengan upaya yang dilakukan ini kesehatan balita terkondisi dengan baik. Sehingga dengan tiga bulan pemantauan stunting yang dilaksanakan ini, akan dapat kita kejar dan diimplementasikan kegiatannya. Dengan harapan, dapat menjadikan generasi yang sehat, pandai dan agamis,”imbuhnya. (Hes)
Besar!(92798)
Artikel sebelumnya: Usung Konsep Ramah Lingkungan, Produk Rayya Stories Diminati Mancanegara
Artikel selanjutnya: Pemkot Lakukan Seleksi Data Penerima Bantuan
Berita terkait
- Aksera Kembangkan Kreativitas Seni dan Olahraga Anak Usia Dini
- Lomba Tertib Administrasi PKK Diikuti Kemantren dan Kelurahan
- Kotabaru Heritage Film Festival 2024, Hadirkan Atmosfer Nonton Bareng di Masa Lalu
- Hari Jadi DIY ke-269 Wujudkan Kesejahteraan Dijiwai Kebudayaan dan Keistimewaan
- Pelestarian Budaya Jadi Unggulan Lomba Karangtaruna Berprestasi
- Wayang Jogja Night Carnival #9 Usung Tema Gatotkaca Wirajaya
- Pameran Budaya Visual Indis Kuatkan Kotabaru Heritage
- Antusiasme Masyarakat Ikuti Nobar Timnas U-23 di Kota Yogya
- Pemkot Pastikan Stok LPG Mencukupi dan Harga Stabil pada Iduladha
- Pemkot Yogya Siap Pelopori Hotel Ramah Anak
Berita hangat
Rekomendasi berita
Sukses Lampaui Target Sensus Penduduk, Pemkot Yogya Raih Penghargaan
Pemkab OKU Studi Tiru Pelaksanaan SAKIP di Kota Yogya
Pemkot Yogya Targetkan Prevalensi Stunting Kurang Dari 10 Persen
Peran Penting Kelurahan Ramah Anak untuk Wujudkan KLA Paripurna
Tiba di Kota Yogya, Satu Jemaah Haji Masih Dirawat di Tanah Suci
Bank Sampah Induk Miliki Peluang Kerja Sama dengan Swasta
Kunjungan Taman Pintar Meningkat, Tahun Ini Siap Tampilkan Suasana Baru
Jadikan Gowongan Alternatif Wisata di Kota Yogya