Lokasi Anda saat ini adalah:Catur Sentosa Adiprana > IKN

Pentingnya Peran Media Dukung Potensi Budaya dan Wisata

Catur Sentosa Adiprana2024-12-10 04:23:32【IKN】7rakyat jam tangan

Perkenalantrisula 88 slotMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,UMBULHARJO - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini slot88

UMBULHARJO - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN),ini slot88 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY menggelar Refleksi HPN Tahun 2024 dengan tema ‘Pariwisata Jogja Menyongsong Indonesia Emas 2045’ Sabtu (16/3) di Gedung PWI DIY.

Pada kesempatan ini, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo dan Ketua DPRD Kota Yogyakarta H. Danang Rudiyatmoko menjadi narasumber pada kegiatan tersebut.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengajak khususnya bagi media (pers) yang ada di Yogyakarta ikut andil dalam citra perkembangan pariwisata di Kota Yogyakarta.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo saat menjadi narasumber pada kegiatan Refleksi HPN Tahun 2024.

Tidak hanya memahami pariwisata di Kota Yogyakarta, tetapi juga memahami filosofi, budaya dan sejarah, agar menjadi edukasi bagi warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
“Memahami pariwisata dengan berdiskusi bersama para insan pers ini merupakan cara yang unik. Bagaimana potensi budaya dan pariwisata ini menjadi salah satu penggerak ekonomi di Kota Yogyakarta, ini yang harus sama-sama kita jaga,”jelas Singgih Raharjo saat menjadi narasumber pada kegiatan Refleksi HPN Tahun 2024.
Tambahnya, peran media dalam menginformasikan ini tidak hanya dapat mendatangkan wisatawan domestik saja tetapi hingga mancanegara.
Ditambah, dengan adanya Sumbu Filosofi Yogyakarta yang menjadi Warisan Budaya Dunia (World Heritage) dengan tajuk ‘The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks’. Sehingga hal ini akan membawa keuntungan (benefit) bagi pembangunan di wilayah Yogyakarta.

Ketua PWI DIY Hudono saat memberikan sambutan.

“Dengan julukan tersebut menambah kesempatan kita untuk menaikkan level dari domestik ke internasional. Tentunya dengan melibatkan unsur 5K yaitu Government, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus. Tidak hanya itu, insan pers juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menyuarakan dan mengeksplorasi kegiatan budaya yang menarik di Kota Yogya,”ungkapnya.
Singgih berharap, dengan upaya memperdalam budaya dan sejarah di Kota Yogyakarta, menjadi salah satu untuk mengoptimalkan segala potensi sumber daya pariwisata, guna meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah), serta meningkatkan kesejahteraan  masyarakat pada umumnya.

Sementara itu, Ketua PWI DIY Hudono mengungkapkan, Kota Yogyakarta memiliki banyak sekali potensi baik budaya, pariwisata hingga pendidikan. Eksistensi yang dimiliki inilah tidak terlepas dari dukungan media (pers), para travel agents / tour operators (TA/TO) serta pelaku industri wisata dalam membuat paket-paket wisata yang menarik. 
Sehingga peran pers terhadap informasi sangatlah penting untuk menunjang peningkatan wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta.  

“Dengan tema yang spesifik ini, wartawan kami ajak tidak hanya sekedar meliput destinasi wisata namun juga memahami filosofi dan sejarah budaya yang ada di Kota Yogyakarta. 

Pada kesempatan tersebut, peserta yng hadir aktif berdiskusi bersama Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo.

Ia berharap, ke depannya para wartawan yang ada di Kota Yogyakarta ini bisa melakukan profesional kerja sebagai jurnalis yang mempromosikan budaya dan edukasi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat paham dan terus melestarikan budaya yang sudah ada.
“Diharapkan pers ini memberikan informasi tidak hanya sekedar informatif tapi edukatif serta memiliki kontrol sosial. Hal ini tentunya melibatkan masyarakat. Sehingga kemaslahatan umat manusia sejahtera dan jangan sampai meninggalkan budaya yang sudah ada,”ungkapnya.
Pihaknya mendukung dan mengajak insan pers dan penggiat media sosial untuk bergabung ke PWI DIY. Dengan harapan, insan pers mengikuti dan memahami aturan yang sudah tertuang dalam Undang Undang Pers No 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Harapannya, selagi media online memberitahukan informasi dengan benar bukan destruktif ataupun hoaks. Menurut saya ini bagian dari kebebasan informasi. PWI mendorong media online yang belum terverifikasi untuk bergabung dan bekerja menjadi jurnalistik yang profesional,”ujarnya. (Hes)

Besar!(4)