Lokasi Anda saat ini adalah:Catur Sentosa Adiprana > Tren
Menulusuri Kemegahan Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta
Catur Sentosa Adiprana2024-11-05 09:11:38【Tren】6rakyat jam tangan
Perkenalantikus 2dMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Wisata di Kota Yogya kini tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya saja, lebih dari itu, par bolahiu
Wisata di Kota Yogya kini tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya saja,bolahiu lebih dari itu, para pengunjung juga bisa menikmati hal-hal lain yang tak kalah menarik, Salah satunya adalah mengunjungi Gedung Istana Negara Yogyakarta atau sering disebut Gedung Agung.
Kepala Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Syaifullah, mengatakan, wisata ke Istana Kepresidenan Yogyakarta sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1998.
“Tapi dulu pakai surat prosedural terlebih kalau mau masuk, sekarang sudah terbuka untuk umum sejak 2014 tidak pakai surat bisa meninggalkan KTP bisa masuk," ungkapnya di lokasi, Rabu (10/7/2019)
Meski sudah untuk umum sejak tahun 2014, namum masyarakat belum banyak yang mengetahui. Semua wisatawan dapat masuk mengunjungi Gedung Agung ini, tak terkecuali wisatawan mancanegara.
Berkunjung ke Gedung Agung ini, para wisatawan bisa menikmati tempat-tempat bersejarah dan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Istana Kepresidenan ini.
Gedung Agung yang terletak di sudut Jalan Malioboro dan Jalan Ahmad Dahlan ini buka setiap hari Senin – Sabtu pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB. Sementara untuk Hari Minggu dan libur nasional tutup.
Untuk masuk ke Gedung Agung ini para pengunjung tidak dipungut biaya, namun meski tidak dipungut biaya, para wisatawan yang berkunjung diwajibkan berpakaian sopan dan bersepatu. Wisatawan yang mengenakan kaos oblong dan memakai sandal tidak akan diperkenankan masuk.
Begitu tiba di pos jaga dan mendaftar, para pengunjung akan dipandu pihak protokol istana untuk berkeliling. Mereka akan menjelaskan kisah sejarah sampai pada pengunaaan setiap sisi ruangan bagi aktifitas kunjungan kerja presiden.
Ketika masuk para pengunjung sudah di sambut oleh arca batu kuno setinggi 3,5 meter. Dari kejauhan tampak seperti sebatang lilin besar, sehingga banyak yang menyebutnya Patung Lilin.
Kunjungan dimulai dari Ruang Garuda yang berada di tengah gedung utama, ruang ini menjadi ruang pertama sebagai penyambut tamu negara. Didalam Ruang Garuda ini terdapat dua ruang tamu yakni Ruang Soedirman yang berada di sebelah selatan dan Ruang Diponegoro yang di sebelah utara.
Menurut Syaifullah, di ruangan tersebut Kabinet Republik Indonesia dilantik tatkala Ibu Kota negara berpindah ke Yogyakarta.
Ruang itu juga dijadikan tempat sidang kabinet, pelantikan Jendral Soedirman sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (3 Juni 1947) serta pelantikannya sebagai Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (3 Juli 1947).
Sementara di Ruang Soedirman, digunakan untuk mengenang perjuangan Jendral Soedirman saat melawan Belanda. Di ruangan ini pulalah dulunya Jendral Soedirman pamit untuk melakukan perang gerilya.
Sedangkan Ruang Diponegoro digunakan untuk mengingat kembali perjuangan Diponegoro saat melawan penjajah. Di ruangan ini digantung lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berkuda.
Puas mengelilingi bangunan utama di komplek Gedung Agung, para pengunjung akan diarahkan menuju Gedung Seni Sino yang berada di sebalah selatan bangunan utama Gedung Agung.
Syaifullah menjelaskan jika gedung tersebut berfungsi sebagai museum Istana Kepresidenan Yogyakarta yang menyimpan berbagai koleksi seni dan cinderamata berbagai tamu negara yang berkunjung.
Di ruang ini juga terdapat koleksi lukisan-lukisan para pelukis Indonesia pada jaman dulu dan terdapat juga lukisan yang melukiskan para tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden Indonesia mulai presiden pertama, Soekarno sampai dengan presiden Joko Widodo.
“Tempat juga untuk penyelenggaraan acara-acara seremonial khusus serta dirancang sebagai gedung informasi” ungkapnya. (Han)
Besar!(34)
Artikel sebelumnya: Awali Tahun Ajaran Baru, Yogyakarta Kenalkan Aplikasi Unison
Artikel selanjutnya: Program Padat Karya Perluas Lapangan Kerja Masyarakat
Berita terkait
- Diperlukan Sinergitas Gandeng gendong, doit Kampung dan Dodolan Kampung
- Santri Masa Kini Harus Jihad Lawan Pandemi
- Ribuan Wayang Kapi-Kapi Kepung Tugu Pal Putih
- Kampung Siaga Mangunnegaran
- Kampung Sayur dan Kuliner Kelurahan Patehan, Agrowisata Baru di Kota Yogyakarta
- Pemkot Kukuhkan Tekad Raih Kembali Adipura
- Walikota Yogyakarta tegaskan Agar Para Peserta Test CPNS Tidak Percaya Calo
- Jemaah Haji Kloter 21 dan 22 SOC Tiba di Kota Yogyakarta dengan Selamat
- Pemkot Yogya Dorong Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas ASN
- Lantik Ketua dan Anggota KPAD Baru, Walikota Harap Dapat Wujudkan Yogya Ramah Anak
Berita hangat
Rekomendasi berita
Pedagang Pasar Sentul Mulai Pindahan ke Shelter Sementara
Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Berjemur di Waktu Terbaik
Gampingan Deklarasikan Kampung Panca Tertib
Trend Positif Nilai SAKIP Bukti Pemkot Sudah On The Track
Mal Pelayanan Publik Yogya Siap Berikan Layanan Terpadu
Masyarakat Diminta Rawat Hasil TMMD
Tingkatkan Kualitas Lingkungan di Tengah Pandemi
Lawan Covid-19, JNE Bantu APD untuk Tenaga Medis